Rabu, 19 Desember 2012

Wisata Alam Goa Seluma

Wisata Alam Goa Seluma
Wisata Alam Goa Seluma, Di wilayah Kabupaten Seluma sangat banyak terdapat goa-goa yang menarik untuk dijadikan tempat wisata. Diantaranya terdapat di desa Lubuk Resam kecamatan Seluma Utara. Goa-goa tersebut tersebar di beberapa tempat dengan radius yang tidak terlalu jauh satu dengan yang lainnya.

Lobang Kacamata Lebong

Lobang Kacamata Lebong
Objek Wisata Alam Lobang Kacamata Lebong Terletak di Desa Lebong Tambang yang berada di Kecamatan Lebong Utara  + 2 Km dari Pusat Kota. Lobang Kacamata memiliki keunikan tersendiri yang mana terletak di dalam Bukit atau Dinding  Bukit yang berbatu. Lobang kaca mata merupakan lokasi penambangan emas peninggalan Belanda, yang meninggalkan lobang seperti goa dengan bentuk yang tidak beraturan. Ada tiga buah lobang yang menembus goa dengan diameter sekitar 2 meter, posisis lobang dari dasar yaitu sekitar 4 meter. Saat ini oleh masyarakat sekitar dijadikan tempat penambangan emas tradisional. Aktivitas penambangan emas tradisional ini merupakan daya tarik sendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke lobang kaca mata.

Jumat, 22 Juni 2012

Pantai Duayu Sekundang

Pantai Duayu Sekundang atau sering disebut Pantai Pasar Bawah merupakan Objek wisata Bengkulu andalan daerah Bengkulu Selatan yang terletak dalam wilayah kota Manna kurang lebih dengan jarak tempuh 3 km dari pusat kota, di sekitar pantai ini juga terdapat Kolam renang, lapangan Tennis dan TPI (tempat pelelangan ikan). Pantai dengan gelombang sedang ini mempunyai daya tarik sendiri bagi wisatawan lokal dan Domestik.

Kamis, 10 Mei 2012

Pantai Batung Bandoro

pantai batung bandoro
Objek wisata pantai batung bandoro adalah satu objek wisata andalan kabupaten mukomuko. Di sepanjang pantai banyak sekali batu kecil yang menghiasi daratan pantai sehingga sering disebut pantai batu. lokasinya di sepanjang jalan kota mukomuko kecamatan mukomuko utara, kabupaten mukomuko atau sekitar 300 kilometer dari kota Bengkulu.

Sungai Air Berau

sungai air berau
Objek wisata Sungai Air Berau yang berada di bantaran jalan lintas Barat (Jalinbar) berjarak 30 Km dari Kota Mukomuko sangat cocok untuk wisata arung jeram, karena debit air deras dan penuh rintangan.

Selain air sungai yang jernih, di tempat ini juga banyak terdapat spesies ikan. Wisatawan bisa melakukan kegiatan menangkap ikan. Di bagian hulu sungai Air Berau terdapat air terjun dalam hutan perawan dan belum tersentuh masyarakat, sehingga para wisaatwan dapat menikmati kesejukan alam.

Sabtu, 07 April 2012

Rumah Bung Karno

Salah satu tempat pengasingan Soekarno berada di Kota Bengkulu. Selama pengasingannya di Bengkulu, Bung Karno ditempatkan di sebuah rumah yang awalnya adalah tempat tinggal orang Cina yang bernama Tan Eng Cian. Tan Eng Cian adalah pengusaha yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Soekarno menempati rumah tersebut dari tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah ini berjarak sekitar 1,6 km dari Benteng Malborough.Rumah yang dibangun pada awal abad ke-20 ini berbentuk empat persegi panjang. Bangunan ini tidak berkaki dan dindingnya polos. Pintu masuk utama berdaun ganda, dengan bentuk persegi panjang. Bentuk jendela persegi panjang dan berdaun ganda. Pada ventilasi terdapat kisi-kisi berhias. Rumah dengan halaman yang cukup luas ini memiliki atap berbentuk limas. Luas bangunan rumah ini adalah 162 m2, dengan ukuran 9 x 18 m.

Jumat, 30 Maret 2012

Rumah Fatmawati

Fatmawati adalah wanita yang berasal dari Bengkulu, namanya menjadi dikenal karena beliau adalah salah seorang istri Ir. Soekarno Presiden Republik Indonesia yang pertama, yang juga ibu dari Megawati Sukarno Putri. beliau adalah wanita yang menjahit dan mempersiapkan Sang Saka Bendera pusaka merah putih yang berkibar di hari proklamasi 17 Agustus 1945. Beliau menjadi istri sah Ir. Soekarno disaat Presiden Ir. Soekarno diasingkan di Bengkulu Tahun 1938.

Saksi sejarah tersebut berupa sebuah rumah yang terletak di Anggut Kota Bengkulu, berjarak kira-kira 600 meter dari rumah Sukarno. Di rumah terdapat bermacam koleksi antara lain foto-foto Fatmawati, pakaian, mebel dan lain-lain.

Kamis, 29 Maret 2012

Juada Tat atau Kue Tat

Juada Tat atau Kue Tat merupakan kue khas Bengkulu yang merupakan menu wajib yang harus dihidangkan  saat menjelang hari-hari besar, seperti lebaran atau pesta perkawinan. Tampilannya berbentuk segi empat atau bulat lingkaran seperti tart namun dengan tampilan seperti pie, biasanya bertopping nanas atau kelapa. Jaman dahulu kala, kue ini merupakan makanan khas para raja Bengkulu.

Sabtu, 24 Maret 2012

Objek Wisata Telaga tujuh warna


Objek Wisata Telaga tujuh warna adalah wisata kebanggan kabupaten Lebong yang bukan saja karena keunikannya, tapi juga karena keindahannya. Objek ini dapat ditempuh sekitar 35 km dari kota curup menuju muara aman tepatnya di daerah desa sumber bening, rimbo pengadang. Dari simpang jalan  di sumber bening ini dilanjutkan perjalanan selama 6 km. sumber air panas ini memiliki beberapa telaga yang memiliki warna yang berbeda-beda pula diantaranya biru, merah, putih, abu-abu kuning, coklat dan hitam.

Objek Wisata Air Terjun Kepala Curup

Objek Wisata Air Terjun Kepala Curup, Daya tarik yang dimiliki objek wisata ini berupa air terjun dengan ketinggian 100 meter serta memiliki keindahan pemandangan alam dan udara sejuk dan asri. Selain menikmati keindahan alam, kita juga dapat melihat jenis flora dan fauna seperti berbagai jenis burung, monyet dan habitat bunga Rafflesia. Lokasi obyek wisata terletak 29 km dari kota Curup Atau sekitar 80 km dari Ibu kota Bengkulu.

Minggu, 11 Maret 2012

Dialek suku Rejang

Suku Rejang memiliki perbedaan yang mencolok dalam dialek penuturan bahasa. Dialek Rejang Kepahiang memiliki perbedaan dengan dialek Rejang di Kabupaten Rejang Lebong yang dikenal dialek Rejang Curup, dialek Rejang Bengkulu Utara (identik dengan dialek Rejang Curup), dan dialek Rejang yang penduduknya di wilayah kabupaten Lebong. Secara kenyataan yang ada, dialek dominan Rejang terdiri tiga macam. Dialek tersebut adalah sebagai berikut:
  •   Dialek Rejang Kepahiang
  •   Dialek Rejang Curup
  •   Dialek Rejang Lebong
Dari tiga pengelompokan dialek Rejang tersebut, saat ini Rejang terbagi menjadi Rejang Kepahiang, Rejang Curup, dan Rejang Lebong. Namun, meskipun dialek dari ketiga bahasa Rejang tersebut relatif berbeda, tapi setiap penutur asli bahasa Rejang dapat memahami perbedaan kosakata pada saat komunikasi berlangsung. Karena perbedaan tersebut seperti perbedaan dialek pada bahasa Inggris Amerika, bahasa Inggris Britania, dan bahasa Inggris Australia. Secara filosofis, perbedaan dialek bahasa Rejang terjadi karena faktor jarak, faktor sosial, dan faktor psikologis dari suku Rejang itu sendiri. Hal ini juga membuktikan bahwa tingkat persatuan dan kesatuan suku Rejang masih sangat rendah jika dibandingkan dengan suku bangsa terdekat lainnya suku Lembak, suku Serawai, dan suku Pasemah. Itu disebabkan karena suku Rejang bukan suku bangsa perantau sehingga tingkat kepemilikan tanah mereka tergolong tinggi, mereka masih mudah dipengaruhi devide et empera yang dilancarkan penjajah sejak zaman pemerintahan Hindia-Belanda. Pada zaman sekarang, politik pecah belah tersebut dilancarkan oleh golongan tertentu dengan tujuan yang relatif sama dengan penjajahan Hindia-Belanda. http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Rejang

Sejarah asal-usul Rejang

Sejarah asal-usul Rejang yang sebenarnya sudah sangat tidak memungkinkan diriwayatkan secara benar senyata fakta sebenarnya. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang mengakibatkan sejarah asal-usul Rejang yang terhapus dan hilang ditelan ketidaktahuan generasi masa lalu. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
  • Suku Rejang belum memahami media yang berperan untuk dijadikan pedoman yang tepat untuk meriwayatkan sejarah, seperti kemampuan menggambar, menulis, memahat, maupun hal-hal lain yang dapat memungkinkan untuk terdeteksi oleh generasi yang akan datang untuk disejarahkan. Bukti-bukti arkeolog tersebut belum ditemukan keberadaannya hingga zaman sekarang.
  •  Suku Rejang masih dipengaruhi oleh tradisi yang bersifat fiktif, sehingga hal-hal yang tidak masuk akal dimasukkan dalam kisah sejarah. Hal ini menjadikan sejarah asal-usul Rejang menjadi kisah fiktif yang validitas dan reliabilitasnya jauh dari patokan untuk meriwayatkan sejarah.
  • Suku Rejang tidak terlalu mempedulikan masa lampu, tapi menerima sejarah masa lalu yang diriwayatkan oleh para sejarawan dan cendikiawan asing yang berstatus penjajah. Hal ini juga dihubungkan dengan beberapa oknum suku Rejang yang terlalu percaya diri berpendapat menurut kemauannya sendiri, padahal kemampuan berbahasa Rejang dengan berbagai dialek Rejang yang ada tidak dikuasainya. Suku Rejang yang berpartisipasi dalam proyek tersebut juga bukan berstatus orang Rejang asli, apalagi menjalani kehidupan di komunitas suku Rejang yang masih asli.
  • Suku Rejang dengan sumber daya alam yang paling dieksploitasi oleh penjajah menjadi daerah yang dijadikan asal-usul suku Rejang. Ini disebabkan oleh rekayasa dari para penjajah yang memang memiliki kemampuan membaca dan menulis, sedangkan suku Rejang sangat dibodohkan. Sifat dari penjajah yang seperti ini sudah diketahui oleh para sejarawan Indonesia, yakni penjajah menjauhkan bangsa Indonesia untuk mengetahui ilmu pengetahuan modern. Pengetahuan modern seperti kemampuan ilmu bahasa, ilmu hitung, ilmu filsafat, maupun ilmu-ilmu modern yang lainnya belum didapatkan oleh suku Rejang yang merupakan suku bangsa di Indonesia. Ini terbukti dengan aksara kaganga yang konon merupakan tulisan asli suku Rejang, tapi pada kenyataan tidak mampu dipahami suku Rejang masa silam hingga masa sekarang. Hal ini juga menumbuhkan keraguan bahwa aksara tersebut adalah asli tulisan suku Rejang yang memang prakarsa suku Rejang itu sendiri.
  • Suku Rejang terlalu suka meniru secara tidak kreatif, ini terbukti dengan alat musik tradisional, tari tradisional, rumah adat, adat upacara pernikahan, dan bahkan pakaian adat yang ada semuanya imitasi dari suku bangsa terdekat dan pendatang yang ada di tanah Rejang. Fenomena ini secara kasat mata dapat langsung ditebak oleh setiap pengamatnya, meskipun pengamat tersebut adalah seorang amatir.
Dari beberapa faktor di atas, sulit sekali mendeteksi sejarah asal-usul suku Rejang. Meskipun demikian, masih ada satu peninggalan yang masih diwariskan secara nyata dan masih ada hingga sekarang. Warisan tersebut adalah bahasa Rejang, sebuah bahasa yang unik yang belum punah hingga sekarang. Walaupun bukti-bukti arkeologi belum ada terbukti keberadaannya secara fakta, tapi bahasa dapat dijadikan pedoman menelusuri sejarah Rejang. Hal ini membuktikan bahwa orang yang paling berperan untuk meriwayatkan Rejang adalah suku Rejang dengan kemampuan bahasa Rejang tingkat mahir atau penutur asli bahasa Rejang yang mampu berkomunikasi dengan orang-orang Rejang dengan kemampuan meriwayatkan kisah lampau secara ilmiah. 
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Rejang

Minggu, 04 Maret 2012

Kain besurek


Kain besurek adalah salah satu kain batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Kain besurek merupakan hasil budaya masyarakat Melayu Bengkulu, tapi pada motifnya terlihat pengaruh unsur-unsur kebudayaan Islam, yaitu motifnya yang bernuansa kaligrafi Arab. Dalam perkembangan selanjutnya motif-motif tersebut dimodifikasi dengan menambahkan raflesia, bunga kibut.

 
Motif asli atau dasar kain besurek antara lain :
  1. motif Kaligrafi Arab, Arti motif kaligrafi Arab artinya motif pada kain besurek berupa tulisan Arab,
  2. Kaligrafi Arab  dan Rembulan, Motif rembulan dipadu dengan kaligrafi Arab menggambarkan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
  3. Kaligrafi Arab dan Kembang Melati, motif ini selain menunjukkan adanya pengaruh Islam (kaligrafi Arab) juga menggambarkan kehidupan flora. Bunga melati adalati salah satu jenis tanaman yang banyak terdapat serta digunakan di Bengkulu sejak dulu,
  4. Kaligrafi Arab  dan Pohon Hayat dan Burung, kain besurek dengan motif ini bisa dikatakan lebih berkembang dari yang  disebutkan sebelumnya, karena terdiri dari tiga jenis motif atau gambar.Motif kain ini menggambarkan kehidupan flora, fauna, dan pengaruh Islam,
  5. Motif Kaligrafi Arab,  Kembang Cengkeh dan Kembang Cempaka. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna.Kembang cengkeh dan bunga cempaka adalah jenis tanaman yang banyak terdapat di Bengkulu,
  6. Kaligrafi Arab, Relung Paku dan Burung Punai. Motif ini menggambarkan kehidupan flora dan fauna. Relung paku adalah jenis tanaman yang banyak dijumpai di Bengkulu pada jaman dahulu. Oleh karena itu tanaman inipun mengilhami para pengrajin kain besurek untuk melukisnya di atas kain.

Objek Wisata Alam Bukit kaba


Objek Wisata Alam Bukit kaba merupakan gunung api kembar dengan gunung hitam yang telah padam. Pada puncaknya terdapat tiga buah kawah yang cukup indah untuk dinikmati.Untuk mencapai puncak gunung kaba ini pendaki terlebih dahulu menuju Kota Kabupaten Rejang Lebong – Curup provinsi Bengkulu.
Untuk ke Curup dapat dicapai dari barat Bengkulu sekitar 90 km perjalanan dan juga pendaki dapat mencapainya dari arah timur yaitu dari Palembang lewat Kabupaten Lahat dan Lubuk Linggau.
Dari Curup menuju ke kampung bukit kaba dan berkemah di desa Sumber Urip (sebelah utara gunung) kurang lebih 25 km dari Curup.Pendakian menuju ke puncak sampai di pematang durian dari sumber urip kurang lebih sekitar 4 jam perjalanan, namun saat ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Dari pematang durian sampai ke puncak Kaba sekitar 2 jam perjalanan. Dimana dalam perjalanan menuju puncak bukit kaba ini terdapat banyak panorama alam dan perkebunan sayuran milik warga yang membentang luas di kaki bukit kaba.
Fasilitas tangga di lereng luar Kawah Lama memudahkan para wisatawan untuk mencapai bibir kawah-kawah lainnya di kawasan puncak. Sumber mata air panas di Air Meles (lereng barat daya) dan di Air Sempiang (lereng selatan) juga merupakan tempat-tempat yang potensial bagi wisata gunung api di Kabupaten Rejang Lebong.

Sabtu, 25 Februari 2012

Balai Konservasi Gajah Seblat

Objek wisata Balai Konservasi Gajah Seblat adalah salah satu dari lima tempat latihan gajah di Indonesia, setelah Way Kambas di Propinsi Lampung, Lhoksemawe di Propinsi Aceh, Sebangau di Propinsi Riau, Sebokor di Propinsi Sumatera Selatan dan hanya terdapat di pulau Sumatera saja.
Salah satu bentuk program pelatihan adalah menjinakkan gajah-gajah liar dengan memberikan latihan ketangkasan.
Sebagian bentuk ketangkasan tersebut dapat dilihat sebagai atraksi wisata yang dapat memperkaya wawasan pengetahuan tentang satwa langka gajah yang dilindungi.
Lokasi pusat latihan gajah Seblat terletak di kabupaten Bengkulu Utara, sekitar 132Km dari kota Bengkulu dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat, dapat juga ditempuh melalui jalan Simpang Air muring ke desa Suka Maju atau Simpang desa Kota Bani da Suka Baru.Akses menuju kawasan PLG Seblat tidak terlalu sulit. Dari arah Kota Bengkulu, pengunjung dapat meluncur ke arah Air Muring, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun sarana transportasi umum (bus), dengan jarak tempuh sekitar 150 km.
Setelah sampai di Air Muring, terdapat 3 jalur yang dapat dipilih untuk sampai di kawasan PLG Seblat, yaitu:
·      Lewat PT. Agricinal dengan jarak tempuh sekitar 20 km, atau memakan waktu sekitar 1 jam.
·     Lewat Seblat (samping Kantor Kecamatan Putri Hijau) Blok C, Suka Baru, PLG Seblat, dengan jarak tempuh sekitar 15 km.
·      Lewat Air Muring, Suka Merindu, Suka Baru, PLG Seblat, dengan jarak tempuh sekitar 17 km.
Di sepanjang jalan dari arah Bengkulu menuju PLG Seblat, pengunjung dapat menjumpai fasilitas dan sarana akomodasi seperti rumah makan, rumah penginapan, Sarana Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), tempat ibadah (masjid dan gereja), kios-kios kerajinan tangan yang terbuat dari rotan, kios kerajinan batu akik, dan lain-lain.
Adapun di kawasan PLG Seblat sendiri, pengunjung akan menjumpai beberapa fasilitas, seperti kantor, wisma tamu, pusat informasi, shelter, MCK, menara pengintai, dan lain-lain.Wisata Indonesia Surga Dunia.

Senin, 20 Februari 2012

Padma raksasa (Rafflesia arnoldi)


Padma raksasa (Rafflesia arnoldi) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia.
Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat

Sabtu, 18 Februari 2012

Pulau Enggano


Pulau Enggano adalah kelompok kepulauan yang terletak di Samudera Indonesia. Enggano terdiri dari 6 buah pulau, dan Enggano merupakan pulau yang terbesar dengan ukuran sekitar 29Km x 18Km dan luas keseluruhan termasuk pulau-pulau kecil sekitarnya adalah 443Km bujur sangkar.
Kepulauan ini banyak menyimpan potensi alam yang luar biasa besarnya, seperti sumber alam berupa kawasan hutan wisata dan konservasi hutan buru gunung Nanu’ua seluas 10.000 Ha, dengan aneka jenis flora dan fauna langka dan target sasaran pemburuan adalah babi hutan, sapi liar dan kerbau liar.

Pantai panjang

Objek wisata pantai panjang Merupakan pantai yang membentang sepanjang 7 km dengan potensi pasir putih dan di sepanjang pantai ditumbuhi oleh pohon cemara laut. Pantai yang juga dikenal dengan nama pantai gading cempaka ini terletak kurang lebih 4 km dari pusat kota.
Berbagai aktivitas wisata atau rekreasi pantai yang dapat dilakukan antara lain seperti olah raga air dan pantai, panorama laut, sunset view, rekreasi keluarga dan out bound. Fasilitas umum antara lain : jogging track, hotel, restaurant, cafe, kios cinderamata, pub dan diskotik.


Benteng Marlborough

Benteng Marlborough

Benteng Marlborough (Inggris: Fort Marlborough) merupakan benteng Inggris di Kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East India Company (EIC) pada 1713-1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet sebagai benteng Inggris. Yang mengatakan, benteng ini adalah benteng terkuat di bagian timur Inggris setelah benteng St George di Madras, India. Benteng ini dibangun di atas sebuah bukit buatan, menghadap kota Bengkulu dan punggung ke Samudera Hindia. Benteng ini pernah dibakar oleh orang-orang Bengkulu; penduduk sehingga terpaksa mengungsi ke Madras. Mereka kemudian kembali pada tahun 1724 setelah perjanjian diadakan. 1793, serangan lain diluncurkan. Dalam insiden ini seorang perwira Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807, Thomas Parr warga juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.

Marlborough masih berfungsi sebagai benteng untuk tahun 1825-1942 Hindia Belanda, Jepang, pada 1942-1945, dan perang kemerdekaan Indonesia. Sejak kekalahan Jepang sampai tahun 1948, benteng itu melebar Mabes Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng ini ditempati lagi oleh Belanda Marlborough. Setelah Belanda meninggalkan pada tahun 1950, benteng Marlborough menjadi markas Angkatan Darat. Sampai tahun 1977, benteng ini diserahkan kepada Departemen Pendidikan akan dipulihkan dan bangunan warisan.